Selasa, 11 Maret 2008

HAFSHOH binti 'UMAR -radhiallaahu 'anha-

HAFSHOH binti 'UMAR -radhiallaahu 'anha-

Beliau adalah Hafsah putri dari Umar bin Khaththab, seorang shahabat agung yang melalui perantara beliau-lah Islam memiliki wibawa. Hafshoh adalah seorang wanita yang masih muda dan berparas cantik, bertaqwa dan wanita yang disegani.
Pada mulanya beliau dinikahi salah seorang shahabat yang mulia bernama Khunais bin Khudzafah bin Qais As-Sahmi Al-Quraisy yang pernah berhijrah dua kali, ikut dalam perang Badar dan perang Uhud namun setelah itu beliau wafat di negeri hijrah karena sakit yang beliau alami waktu perang Uhud. Beliau meninggalkan seorang janda yang masih muda dan bertaqwa yakni Hafshoh yang ketika itu masih berumur 18 tahun.
Umar benar-benar merasakan gelisah dengan adanya keadaan putrinya yang menjanda dalam keadaan masih muda dan beliau masih merasakan kesedihan dengan wafatnya menantunya yang dia adalah seorang muhajir dan mujahid. Beliau mulai merasakan kesedihan setiap kali masuk rumah melihat putrinya dalam keadaan berduka. Setelah berfikir panjang maka Umar berkesimpulan untuk mencarikan suami untuk putrinya sehingga dia dapat bergaul dengannya dan agar kebahagiaan yang telah hilang tatkala dia menjadi seorang istri selama kurang lebih enam bulan dapat kembali.
Akhirnya pilihan Umar jatuh pada Abu Bakar Ash Shidiq radhiallaahu 'anhu orang yang paling dicintai Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa sallam karena Abu Bakar dengan sifat tenggang rasa dan kelembutannya dapat diharapkan membimbing Hafshoh yang mewarisi watak bapaknya yakni bersemangat tinggi dan berwatak tegas. Maka segeralah Umar menemui Abu Bakar dan menceritakan perihal Hafshoh berserta ujian yang menimpa dirinya yakni berstatus janda. Sedangkan ash-Shiddiq memperhatikan dengan rasa iba dan belas kasihan. Kemudian barulah Umar menawari Abu Bakar agar mau memperistri putrinya. Dalam hatinya dia tidak ragu bahwa Abu Bakar mau menerima seorang yang masih muda dan bertaqwa, putri dari seorang laki-laki yang dijadikan oleh Allah penyebab untuk menguatkan Islam. Namun ternyata Abu Bakar tidak menjawab apa-apa. Maka berpalinglah Umar dengan membawa kekecewaan hatinya yang hampir-hampir dia tidak percaya (dengan sikap Abu Bakar). Kemudian dia melangkahkan kakinya menuju rumah Utsman bin Affan yang mana ketika itu istri beliau yang bernama Ruqqayah binti Rasulullah telah wafat karena sakit yang dideritanya.
Umar menceritakan perihal putrinya kepada Utsman dan menawari agar mau menikahi putrinya, namun beliau menjawab: "Aku belum ingin menikah saat ini". Semakin bertambahlah kesedihan Umar atas penolakan Utsman tersebut setelah ditolak oleh Abu Bakar. Dan beliau merasa malu untuk bertemu dengan salah seorang dari kedua shahabatnya tersebut padahal mereka berdua adalah kawan karibnya dan teman kepercayaannya yang faham betul tentang kedudukannya. Kemudian beliau menghadap Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa sallam dan mengadukan keadaan dan sikap Abu Bakar maupun Utsman. Maka tersenyumlah Rasulllah Shallallaahu 'alaihi wa sallam seraya berkata:
"Hafshoh akan dinikahi oleh orang yang lebih baik dari Abu Bakar dan Utsman sedangkan Ustman akan menikahi wanita yang lebih baik daripada Hafshoh (yaitu putri beliau Ummu Kultsum radhiallaahu 'anha-red)"
Wajah Umar bin Khaththab berseri-seri karena kemuliaan yang agung ini yang mana belum pernah terlintas dalam angan-angannya. Hilanglah segala kesusahan hatinya, maka dengan segera dia menyampaikan kabar gembira tersebut kepada setiap orang yang dicintainya sedangkan Abu Bakar adalah orang yang pertama kali beliau temui. Maka tatkala Abu Bakar melihat Umar dalam keadaan gembira dan suka cita maka beliau mengucapkan selamat kepada Umar dan meminta maaf kepada Umar sambil berkata "janganlah engkau marah kepadaku wahai Umar karena aku telah mendengar Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa sallam menyebut-nyebut Hafshoh. Hanya saja aku tidak ingin membuka rahasia Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa sallam; seandainya beliau menolak Hafshoh maka pastilah aku akan menikahinya. Maka Madinah mendapat barokah dengan indahnya pernikahan Nabi Shallallaahu 'alaihi wa sallam dengan Hafshoh binti Umar pada bulan Sya'ban tahun ketiga Hijriyah. Begitu pula barokah dari pernikahan Utsman bin Affan dengan Ummu Kultsum binti Muhammad Shallallaahu 'alaihi wa sallam pada bulan Jumadil Akhir tahun ketiga Hijriyah juga.
Begitulah, Hafshoh bergabung dengan istri-istri Rasulullah dan Ummahatul mukminin yang suci. Di dalam rumah tangga Nubuwwah ada istri selain beliau yakni Saudah dan Aisyah. Maka tatkala ada kecemburuan beliau mendekati Aisyah karena dia lebih pantas dan lebih layak untuk cemburu. Beliau senantiasa mendekati dan mengalah dengan Aisyah mengikuti pesan bapaknya (Umar) yang berkata: "Betapa kerdilnya engkau bila dibanding dengan Aisyah dan betapa kerdilnya ayahmu ini apabila dibandingkan dengan ayahnya".
Hafshoh dan Aisyah pernah menyusahkan Nabi, maka turunlah ayat :"Jika kamu berdua bertaubat kepada Allah, maka sesungguhnya hati kamu berdua telah condong untuk menerima kebaikan dan jika kamu berdua bantu membantu menyusahkan Nabi,maka sesungguhnya Allah adalah pelindungnya dan (begitu pula) Jibril" (Q.S. at-Tahrim: 4).
Telah diriwayatkan bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa sallam telah mentalak sekali untuk Hafshoh tatkala Hafshoh dianggap menyusahkan Nabi namun beliau rujuk kembali dengan perintah yang dibawa oleh Jibril 'alaihissalam yang mana dia berkata:
"Dia adalah seorang wanita yang rajin shaum, rajin shalat dan dia adalah istrimu di surga".
Hafshoh pernah merasa bersalah karena menyebabkan kesusahan dan penderitaan Nabi dengan menyebarkan rahasianya namun akhirnya menjadi tenang setelah Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa sallam memaafkan beliau. Kemudian Hafshoh hidup bersama Nabi dengan hubungan yang harmonis sebagai seorang istri bersama suaminya. Manakala Rasul yang mulia menghadap ar-Rafiiq al-A'la dan Khalifah dipegang oleh Abu Bakar ash-Shiddiq, maka Hafshoh- lah yang dipercaya diantara Ummahatul Mukminin termasuk Aisyah didalamnya, untuk menjaga mushaf Al-Qur'an yang pertama.
Hafshoh radhiallaahu 'anha mengisi hidupnya sebagai seorang ahli ibadah dan ta'at kepada Allah, rajin shaum dan juga shalat, satu-satunya orang yang dipercaya untuk menjaga keamanan dari undang-undang umat ini, dan kitabnya yang paling utama yang sebagai mukjizat yang kekal, sumber hukum yang lurus dan 'aqidahnya yang utuh.
Ketika ayah beliau yang ketika itu adalah Amirul mukminin merasakan dekatnya ajal setelah ditikam oleh Abu Lu'lu'ah seorang Majusi pada bulan Dzulhijjah tahun 13 hijriyah, maka Hafshoh adalah putri beliau yang mendapat wasiat yang beliau tinggalkan.
Hafshoh wafat pada masa Mu'awiyah bin Abu Sufyan radhiallaahu 'anhu setelah memberikan wasiat kepada saudaranya yang bernama Abdullah dengan wasiat yang diwasiatkan oleh ayahnya radhiallaahu 'anhu. Semoga Allah meridhai beliau karena beliau telah menjaga al-Qur'an al- Karim, dan beliau adalah wanita yang disebut Jibril sebagai Shawwamah dan Qawwamah (Wanita yang rajin shaum dan shalat) dan bahwa beliau adalah istri Nabi Shallallaahu 'alaihi wa sallam di surga.

Asma` Binti Yazid Bin Sakan

Beliau adalah Asma` binti Yazid bin Sakan bin Rafi` bin Imri`il Qais bin Abdul Asyhal bin Haris al-Anshariyysh, al-Ausiyyah al-Asyhaliyah.
Beliau adalah seorang ahli hadis yang mulia, seorang mujahidah yang agung, memiliki kecerdasan, dien yang bagus dan ahli argumen, sehingga beliau menjuliki sebagai “juru bicara wanita”.
Diantara keistimewaan yang dimiliki oleh Asma` adalah kepekaan inderanya dan kejelian perasaannya serta kehalusan hatinya. Selebihnya dalam segala sifat sebagaimana yang dimiliki oleh wanita-wanita Islam yang lain yang telah lulus dari madrasah nubuwwah yakni tidak terlalu lunak (manja) dalam berbicara, tidak merasa hina, tidak mau dianiaya dan dihina, bahkan beliau adalah seorang wanita yang pemberani, tegar dan mujahidah. Beliau menjadi contoh yang baik dalam banyak medan peperangan.
Asma` mendatangi Rasulullah shallallâhu 'alaihi wa sallam pada tahun pertama hijrah dan beliau belum berbai`at kepadanya dengan bai`at Islam. Rasulullah shallallâhu 'alaihi wa sallam membai`at para wanita dengan ayat yang tersebut dalam surat al-Mumtahanah. Yaitu firman Allah :
“Hai Nabi, apabila datang kepadamu perempuan-perempuan yang beriman untuk mengadakan janji setia, bahwa mereka tidak akan mempersekutukan sesuatupun dengan Allah, tidak akan mencuri, tidak akan berzina, tidak akn membunuh anak-anaknya, tidak akan berbuat dusta yang mereka ada-adakan antara tangan dan kaki dan tidak akan mendurhakaimu dalam urusan yang baik, maka terimalah janji setia mereka dan mohonkanlah ampunan kepada Allah untuk mereka Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Q,.s. al-Mumtahanah:12).
Bai`at dari Asma` binti Yazid adalah untuk jujur dan ikhlas, sebagaimana
yang disebutkan riwayatnya dalam kitab-kitab sirah bahwa Asma` mengenakan dua gelang emas yang besar, maka Nabi SAW bersabda :
“Tanggalkanlah kedua gelangmu wahai Asma`, tidakkah kamu takut jika Allah mengenakan gelang kepadamu dengan gelang dari api neraka?”
Maka segerahlah beliau tanpa ragu-ragu dan tanpa komentar untuk mengikuti perintah Rasululah shallallâhu 'alaihi wa sallam, maka beliau melepaskannya dan meletakkannya di depan Rasulullah Shallallâhu ‘alaihi wa sallam.
Setelah itu Asma` aktif untuk mendengar hadist Rasulullah Shallallâhu ‘alaihi wa sallam yang mulia dan beliau bertanya tentang persoalan-persoalan yang menjadikan ia faham dalam urusan dien. Beliau pulalah yang bertanya kepada Rasulullah Shallallâhu ‘alaihi wa sallam tentang tata cara thaharah bagi wanita yang selesai haidh. Beliau memiliki kepribadian yang kuat dan tidak malu menanyakan sesuatu yang haq. Oleh karena itulah Ibnu Abdil Barr berkata: “Beliau adalah seorang wanita yang cerdas dan bagus diennya”.
Beliau dipercaya oleh kaum muslimah sebagai wakil mereka untuk berbicara dengan Rasulullah Shallallâhu ‘alaihi wa sallam tentang persoalan –persoalan yang mereka hadapi. Pada suatu ketika Asma` mendatangi Rasulullah Shallallâhu ‘alaihi wa sallam dan bertanya : “Wahai Rasulullah , sesungguhnya saya adalah utusan bagi seluruh wanita muslmah di belakangku, seluruhnya mengatakan sebagaimana yang aku katakan dan seluruhnya berpendapat sesuai dengan pendapatku. Sesungguhnya Allah Ta`ala mengutusmu bagi seluruh laki-laki dan wanita, kemudian kami beriman kepadamu dan membai`atmu. Adapun kami para wanita terkurung dan terbatas gerak langkah kami. Kami menjadi penyangga rumah tangga kaum lelaki, dan kami adalah tempat melampiaskan syahwat mereka, kamilah yang mengandung anak-anak mereka, akan tetapi kaum lelaki mendapat keutamaan melebihi kami dengan shalat jum`at, mengantar jenazah dan berjihad. Apabila mereka keluar untuk berjihad kamilah yang menjaga harta mereka, yang mendidik anak-anak mereka, maka apakah kami juga mendapat pahala sebagaimana yang mereka dapat dengan amalan mereka?
Mendengar pertanyaan tersebut, Rasulullah Shallallâhu ‘alaihi wa sallam menoleh kepada para sahabat dan bersabda : “Pernahkah kalian mendengar pertanyaan seorang wanita tentang dien yang lebih baik dari apa yang dia tanyakan?”.
Para sahabat menjawab, “Benar, kami belum pernah mendengarnya ya Rasulullah!”
Kemudian Rasulullah Shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Kembalilah wahai Asma` dan beritahukanlah kepada para wanita yang berada di belakangmu bahwa perlakuan baik salah seorang diantara mereka kepada suaminya, dan meminta keridhaan suaminya, mengikuti (patuh terhadap) apa yang ia disetujuinya, itu semua setimpal dengan seluruh amal yang kamu sebutkan yang dikerjakan oleh kaum lelaki”.
Maka kembalilah Asma` sambil bertahlil dan bertakbir merasa gembira dengan apa disabdakan Rasuslullah shallallâhu 'alaihi wa sallam.
Dalam dada Asma` terbetik keinginan yang kuat untuk ikut andil dalam berjihad, hanya saja kondisi ketika itu tidak memungkinkan untuk merealisasikannya. Akan tetapi setelah tahun 13 Hijriyah setelah wafatnya Rasulullah Shallallâhu ‘alaihi wa sallam hingga perang Yarmuk beliau menyertainya dengan gagah berani.
Pada perang Yarmuk ini, para wanita muslimah banyak yang ikut andil dengan bagian yang banyak untuk berjihad sebagaimana yang disebutkan oleh al-Hafizh Ibnu Katsir dalam al-Bidâyah wa an-Nihâyah, beliau membicarakan tentang perjuangan mujahidin mukminin. Beliau berkata: “Mereka berperang dengan perang besar-besaran hingga para wanita turut berperang di belakang mereka dengan gagah berani”.
Dalam bagian lain beliau berkata: “Para wanita menghadang mujahidin yang lari dari berkecamuknya perang dan memukul mereka dengan kayu dan melempari mereka dengan batu. Adapun Khaulah binti Tsa`labah berkata:

Wahai kalian yang lari dari wanita yang bertakwa
Tidak akan kalian lihat tawanan
Tidak pula perlindungan
Tidak juga keridhaan

Beliau juga berkata dalam bagian lain: “Pada hari itu kaum muslimah berperang dan berhasil membunuh banyak tentara Romawi, akan tetapi mereka memukul kaum muslimin yang lari dari kancah peperangan hingga mereka kembali untuk berperang”.
Dalam perang yang besar ini, Asma binti Yazid menyertai kaum muslumin bersama wanita mukminat yang lain berada di belakang para Mujahidin mencurahkan segala kemampuan dengan membantu mempersiapkan senjata, memberikan minum bagi para mujahidin dan mengobati yang terluka diantara mereka serta memompa semangat juang kaum muslimin.
Akan tetapi manakala berkecamuknya perang, manakala suasana panas membara dan mata menjadi merah, ketika itu Asma` lupa bahwa dirinya adalah seorang wanita. Beliau hanya ingat bahwa dirinya adalah muslimah, mukminah dan mampu berjihad dengan mencurahkan dengan segenap kemampuan dan kesungguhannya. Hanya beliau tidak mendapatkan apa-apa yang di depannya melainkan sebatang tiang kemah, maka beliau membawanya dan berbaur dengan barisan kaum muslimin. Beliau memukul musuh-musuh Allah ke kanan ke kiri hingga dapat membunuh sembilan orang tentara Romawi, sebagaimana yang dikisahkan oleh Imam Ibnu Hajar tentang beliau: “Dialah Asma` binti Yazid bin Sakan yang menyertai perang Yarmuk, ketika itu beliau membunuh sembilan tentara Romawi dengan tiang kemah, kemudian beliau masih hidup selama beberapa tahun setelah peperangan tersebut.
Asma` keluar dari peperangan dengan membawa luka di punggungnya dan Allah menghendaki beliau masih hidup setelah itu selama 17 tahun karena beliau wafat pada akhir tahun 30 Hijriyah setelah menyuguhkan kebaikan kepada umat.
Semoga Allah merahmati Asma` binti Yazid bin Sakan dan memuliakan dengan hadis yang telah beliau riwayatkan bagi kita, dan dengan pengorbanan yang telah beliau usahakn, dan telah beramal dengan sesuatu yang dapat dijadikan pelajaran bagi yang lain dalam mencurahkan segala kemampuan dan susah demi memperjuangkan al-Haq dan mengibarkan bendera hingga dien ini hanya bagi Allah.

(Diambil dari buku Mengenal Shahabiah Nabi shallallâhu 'alaihi wa sallam dengan sedikit perubahan, penerbit Pustaka AT-TIBYAN, Hal. 172-176)

Minggu, 09 Maret 2008

Romantika Kehidupan

Hari yang indah, debur ombak memecah karang. Beberapa anak bermain istana pasir, menyusunnya lalu merusaknya kembali. Kutatap mega, awan berarak menyapa mentari yang menyinar terik.
Masa demi masa telah kulalui, namun belum kutemui makna kehidupan yang selama ini kucari. Hanya hampa, terasa masa terlalui hanya untuk memperturutkan keinginan yang tiada akhirnya. Disaat yang lain kumerasa diri adalah makhluk terbaik yang diciptakan dengan tujuan menyembah-Nya, walau belum mampu kupenuhi.
Kulangkahkan kaki menyusuri pantai berpasir putih, terbersit inginku tuk jelajahi dunia dan melihat keindahan dunia. Kulayangkan pandang kearah lautan, horizon yang membelah bumi seolah menantangku dan menertawai ketidak mampuanku. Betapa Maha Agung-Nya Tuhan. Aku hanya mampu memandang sebatas itu, sedang Tuhan tahu segala-galanya.
Dulu, aku tidak merasa perlu menikmati keindahan laut dengan merenunginya. Aku lebih suka menikmati laut dengan bermain air, membangun istana pasir lalu merusaknya kembali. Aku lebih memilih menantang ombak, walau aku tidak bisa berenang.
Saat itu aku menikmati hidup yang demikian, aku tidak peduli sekelilingku. Segala yang dilakukan orang lain menurutku adalah urusannya sendiri. Karena aku pun tak ingin hidupku dicampuri, menurutku hidupku adalah milik diriku sendiri. Kata- kata itu seolah menjadi semboyan dalam setiap langkah hidupku selama ini.
Saat kumenatap kejauhan, kuberjalan dengan caraku selama ini, aku tetap tak peduli dengan kehidupan lain yang mungkin ada. Tiada sesuatupun menjadi aral yang berarti bagiku, segalanya kulalui dengan pandangan tajam dan hidup terasa begitu indah dan menyenangkan, hanya untuk diriku sendiri.

Indahnya hidup bila dinikmati

Nikmati harimu, jadikanlah dia indah dengan kreatifitas yang kau miliki. Taburilah ia dengan benih Cinta dan Kasih Sayang. Biarkan ianya menjadi sesuatu yang berarti dalam hidupmu. Jangan biarkan ia berlalu seperti berlalunya awan, nikmatilah!
Kadangkala menjalani kehidupan membuat kita merasa sedih dan gundah, kita harus mempertimbangkan perasaan orang lain. Seolah orang lain tak pernah peduli perasaan kita.
Kita sering berappologi “manusia pantas berbuat salah karena manusia memiliki nafsu, beda halnya dengan malaikat yang tidak memilikinya.” Itu seolah menjadi legitimasi untuk menyakiti orang lain.
Kita selalu mengharap orang lain memahami dan menerima kita sebagaimana adanya tanpa mau bersusah payah mencoba memahami orang lain.

AMBaK MEMBACA

Kultur membaca perlu ditumbuh kembangkan dengan upaya yang serius. Kecintaan kepada buku (ilmu pengetahuan) akan melahirkan manusia-manusia yang sadar akan makna eksistensinya di muka bumi.
Buku mampu menyembuhkanmu. Sebuah contoh kecil, saat kamu merasa dirimu tidak menarik, kurang diterima dikomunitas dan berbagai citra negatif yang kian terbentuk dikepalamu yang membuatmu tidak nyaman dan ingin menyendiri. Saat ini Kamu butuh akan pengenalan diri, bagaimana caranya mencintai diri dan menyukai diri sendiri. Pemecahannya sangat simple sebenarnya, kamu hanya perlu sedikit menyenangkan diri, berhenti berpikir tentang itu, pilihlah buku yang tepat, cari sisi menarik dari buku itu, lalu masukilah dunia baru yang kamu cipta sendiri. Masuklah lebih dalam, kenali perasaanmu dan terlibatlah dengan itu maka kamu akan melihat bahwa buku tidak hanya menyembuhkanmu tapi juga memberi titik terang bagi pemecahan masalah yang sedang kamu hadapi.
Kadangkala pedih datang mendera, karena seperti bait lantunan nasyid dari kelompok Hijjaz “hidup tidak selalunya indah, langit tak selalu cerah”. Kenyataan sangat berbeda dengan apa yang kita harapkan, kita tidak bisa menawar hari esok makanya kita perlu trik-trik jitu agar tidak salah langkah dan menyesali keputusan yang kita ambil. Contoh; Saat seseorang yang sebelumnya tidak kamu kenal masuk kedalam kehidupanmu. Ternyata dia tidak benar-benar ingin memasukinya hanya ingin mencoba kemampuan dan potensi dirinya sendiri dengan kamu sebagai kelincinya (bahan hipotesis), maksudnya kamu Cuma buat mainan aja, Jangan putus asa dan berpikir bahwa kamu bersalah karena telah membiarkannya membohongimu, jangan penuhi pikiranmu dengan menyalahkan orang lain karena itu sama sekali tidak membantu. Tetapi berhentilah berpikir dan lanjutkan hidupmu. Kamu perlu buku-buku psikologi untuk membangkitkan kembali kepercayaan dirimu yang mulai terenggut.
Buku mampu mengeluarkanmu dari luka itu dengan wawasanmu yang kian terbentang lebar, dengan pengertian yang mendalam bahwa luka yang kamu alami tidak lebih dari sekedar dinamika kecil kehidupanmu. Kamu akan menyesal saat menyadari bahwa luka itu lahir karena kamu menganggapnya luka alias karena kamu memikirkannya.
Kamu akan menyadari semua ini punya makna saat kamu mengalami dan terlibat dengan semua ini, tapi sebaiknya jangan mau terlibat karena bacaan sebaik apapun tidak akan mampu membantumu sejauh yang kamu inginkan karena hanya kamu yang mampu menangani dirimu sendiri.

Not.
Nilai sebuah buku tidak akan terlihat tanpa membaca dan mempelajarinya. Bacalah buku-buku yang merangsang minat baca dan menulis seperti Quantum Learning, Quantum Writing, dan buku-buku sejenis. Ajaklah orang-orang disekitar anda untuk Survive dan bertualang melalui bacaan. Jangan lupa ikat maknanya dengan menulis. Selamat bertualang!

MAKNAI KETELADANAN

Harus diakui, menjadi diri sendiri merupakan idaman semua orang, tetapi meneladani orang lain juga sangat diperlukan. Teladan bukan saja merupakan sesuatu yang diharapkan jika hal tersebut baik, akan tetapi juga hal yang tepat sebagai sarana perbaikan diri.
Meneladani orang lain terkesan sebagai upaya memindahkan pribadi orang lain kedalam cetakan pribadi kita. Padahal tidak persis seperti itu, kita tidak perlu merubah prinsip jika memang prinsip itu tepat digunakan dalam berbagai situasi. Tapi kalau tidak, bukankah terlalu bodoh untuk terus mempertahankannya?
Dalam keteladanan diperlukan kemampuan untuk mengakui kekurangan pribadi, setidaknya pada diri sendiri. Keteladanan ini mampu mengikis sifat tinggi hati dan menganggap dirinyalah yang terbaik. Kesalahan yang pernah dilakukan akan diakui dengan tidak mengulanginya lagi.
Mengakui kesalahan bukan berarti kita kalah, tetapi dengan penuh kesadaran tulus, kita akan lebih jujur dalam mencintai. Tanpa kejujuran takkan ada suatu ikatan, karena kejujuran adalah suatu upaya menjadi diri sendiri yang tidak pernah kenal lelah apalagi membiarkan diri untuk kalah. Dengan jujur orang akan berjaya

FENOMENA JILBAB

Kain penutup kepala yang disebut tudung sebagai salah satu aksesoris dan pakaian wanita kini seolah menjadi sebuah momok bagi sebagian wanita. Kewajiban menutup aurat tidak ditanggapi serius, diakibatkan oleh berbagai hal yang terkesan dilematis. Keyakinan akan kewajiban menutup aurat yang masih menjadi pertanyaan bagi sebagian orang dan keinginan untuk berubah di suatu waktu.
Wanita sebagaimana juga laki-laki menyukai keindahan dan selalu ingin tampil indah dan cantik di depan siapa saja, walau terkadang cara yang dipilihnya terkesan tergesa. Kemampuan wanita untuk memilih dan memilah pakaian mana yang cocok dan pantas sangat kurang sehingga mengakibatkan perilaku ikut-ikutan dan perasaan ingin tampil beda seringkali muncul dan mendominasi cara berpakaian.
Sekelompok remaja akan merasa sangat bahagia dan ceria saat bisa tampil dengan Smart dan gaul. Perasaan itu sangat mempengaruhi pergaulan dan cara hidup mereka. Memberi pemahaman tentang cara hidup islami saja tidak akan pernah cukup tanpa dibarengi lingkungan yang membangun cita rasa keberagamaan yang tinggi. Lingkungan yang kondusif dan pergaulan yang dihiasi dengan norma, etika dan nilai-nilai pergaulan berlandaskan ajaran agama akan mencetak kader penerus bangsa yang benar-benar mampu membina diri sehingga bisa diandalkan untuk menata masyarakat yang baldatun thayyibatun warabbul ghafur.
Fenomena jilbab memang menarik untuk dibahas, selain karena banyaknya pendapat tentang kewajiban ini juga karena sukarnya untuk memulai memakainya. Seorang gadis yang sadar akan kewajiban menutup aurat akan segera beralih dan meninggalkan atribut jahiliyah serta memilih berpakaian secara islami, salah satunya dengan mengenakan jilbab sebagai penutup kepala. Akan tetapi hal itu tidak pernah mudah karena perjuangan itu tidak hanya dengan dirinya sendiri berupa pemikiran (politik Tubuh) akan tetapi juga berhubungan dengan orang lain yang merasa perlu untuk melihat perempuan yang islami dengan pakaian yang menutup aurat sempurna.
Jilbab memang bukan hal yang baru di Aceh sehingga pantas dianggap tabu, akan tetapi perilaku para pemula akan menjadi sorotan masyarakat seolah dia adalah seorang manusia yang berubah menjadi malaikat. Segala perilakunya akan menjadi bahan perbincangan warga setempat terutama di pedesaan. Hanya orang yang tegar dan punya komitmen keagamaan yang tinggi bisa mempertahankan jilbabnya dihadapan lelaki yang bukan muhrimnya. Selebihnya orang-orang yang berjuang jatuh bangun sampai akhirnya Tuhan lah yang tahu akhir dari perjuangan itu. (Nty)

SEBUAH RASA YANG TERSEMBUNYI

Bisakah kamu mengerti bahwa ada orang yang menyimpan rasa sakit yang dideritanya untuk dirinya sendiri. Adakah kamu tahu rasa sakit itu akan tetap ada saat ditoreh lagi oleh duri yang sama, ditempat yang sama pula.
Aku tahu diriku bukanlah yang terbaik, tapi percayalah aku telah susah payah berusaha untuk membuat orang menyadari keinginan besarku dalam hidup ini. Aku yakin selalu ada cara terbaik untuk bangkit saat ada yang mendorongku dan membuatku terjatuh. Aku bisa saja mengalahkan apapun yang menggangguku dengan cara yang tidak disangka dan diharapkan orang lain. Tapi tenang saja, itu tidak akan aku lakukan karena nuraniku melarangnya, berbahagialah kamu karena kamu tidak sama denganku.
Pernahkah kamu berfikir bagaimana orang bersusah payah bangkit dari kesusahan dan trauma yang tidak berkesudahan? Bukan berarti aku mengalaminya, tapi tolong jangan paksakan orang lain untuk berfikir sama sepertimu karena tentu saja orang tidak ada yang sama dan tidak akan pernah sama, karena itu hargailah keberagaman.
Hargailah segala bentuk ketulusan, karena kamu tidak akan pernah tahu bagaimana sukarnya mempertahankan ketulusan diantara riya dan keinginan dihargai sesama manusia. Tapi hidup tidak akan pernah mudah, sama sekali. Terima kasih karena kamu bersedia membacanya, setelah ini tolong hargai ketulusan dari siapapun karena ketulusan itu sangat LANGKA dan mahal harganya (Nty).

PEREMPUAN Lemah ??

Setiap manusia dalam kehidupannya mengalami trial and error, maka sebaiknya setiap pilihan tindakan dihargai tanpa harus selalu menilai.
Saya ingin menunjukkan suatu contoh: Di dalam suatu forum yang jumlah pesertanya imbang antara laki-laki dan perempuan, kesempatan untuk bertanya dan mengungkapkan pendapat bagi laki-laki dan perempuan diberikan sama. Akan tetapi kesempatan bagi perempuan hanya diambil oleh satu orang perempuan. Apa pendapatmu tentang itu?
Jika kamu mengungkapkan itu suatu hal yang wajar, itu hak kamu. Tapi cobalah lihat lebih dalam lagi. Ketika begitu banyak orang berteriak menyoraki satu orang perempuan yang berbicara tadi karena rupanya yang diungkapkan tidak terlalu mengena dengan apa yang sedang dibahas. Disinilah perempuan itu mengalami goncangan mental, keberanian yang coba dia raih tidak dihargai. Belum lagi suara-suara bising di sekeliling yang menyatakan dengan nada melecehkan ‘dasar perempuan, tahunya minta jatah 30 % dikasih kesempatan dalam forum aja gak ada yang mampu’. Nah lo, yang minta 30 % siapa?
Potensi lemah dimiliki semua orang, bukan hanya perempuan. Hanya saja butuh upaya untuk keluar dari kelemahan itu. Adakalanya orang yang lemah harus didampingi agar dia menyadari kelemahannya dan siap untuk berdiri sendiri. Sebagai orang yang punya keinginan membangun bersama selayaknya kita mampu membuat orang mandiri dan layak berjuang sendiri bahkan kalau perlu berjuang untuk kepentingan orang lain yang adakalanya tanpa disadari adalah bagian dari kepentingannya sendiri.
Perempuan sering berada pada posisi lemah sehingga perlu dilindungi. Akan sangat wajar bila perempuan juga diberi kesempatan untuk mengunjuk dirinya sendiri tanpa terus-menerus dipantau gerak geriknya, layaknya seorang anak nakal yang mengganggu. Ada saat ketika perempuan harus mengambil sikap tegas menyangkut eksistensinya. Misalnya:
1. Bersediakah dia untuk tidak tidur?
2. Bersediakah dia untuk ditinggal sendirian?
3. Bersediakah dia makan makanan warung?
4. Bersediakah dia Turun ke jalan bersama laki-laki?
5. Bersediakah dia rapat malam-malam?
6. Siapkah jika suatu waktu harus menginap tanpa persiapan?
7. Siapkah bila makan dan mandi bukan menjadi program pribadi?
8. Siapkah bila suatu waktu dilecehkan?
9. Siapkah dengan berbagai argumen atau menjadi pendengar budiman?
10. Siap bingung?

Sayangnya di Himpunan kita tercita ini tidak ada tawar menawar untuk hal tersebut di atas. Jika hal tersebut tidak mampu dilalui seorang anggota KOHATI maka dia akan sangat sulit untuk bisa bersaing ditataran Himpunan.
Perempuan harus mampu keluar dari kemelut pribadinya untuk dapat berada di lingkungan sosial. Untuk keluar dari kemelut tersebut dia tidak hanya melawan hati nuraninya (yang belum sepenuhnya mengerti keinginan masyarakat akan eksistensinya) tapi juga harus meyakinkan keluarganya tentang kepentingannya berada di ranah publik. Hal tersebut diperparah dengan pembatasan waktu hanya sampai maksimal jam 18.30 dengan pengecualian pada waktu-waktu tertentu.
Pengambilan keputusan dalam keluarga seringkali perempuan tidak diikut sertakan. Perempuan hanya menjadi objek dari pengambilan kebijakan, keputusan terhadap aktivitas pribadi sering diambil oleh anggota keluarga yang laki-laki atau ayah. Keinginan yang besar untuk melindungi perempuanlah yang menjadikan saudara laki-laki protektif terhadap kakak atau adik perempuannya yang sering berakibat pada terhambatnya karier dan perkembangan perempuan itu sendiri.
Hal yang perlu diingat adalah bahwa Kelemahan disatu pihak merupakan kelebihan bagi pihak lain, demikianlah Allah menciptakan manusia berpasang-pasang untuk saling melengkapi. Dengan saling memahami dan saling mendukung maka kita akan dapat berjalan bersama-sama tanpa mendapat sandungan yang berarti.
“Aku merasa menjadi orang yang sangat bahagia dalam hidup ini. Aku bukan orang hebat, hanya saja aku selalu mendapat dukungan penuh dari orang-orang dekat jika aku ingin melakukan sesuatu. Tidak selamanya apa yang kuinginkan berjalan mulus, tapi aku merasa selama ini semua hal kulalui dengan aman”. Pengakuan seorang perempuan yang bahagia karena bisa mengambil keputusan bagi hidupnya sendiri. (Nty)

Mengalahkan egoisme diri

Egois adalah sikap mementingkan diri sendiri yang pasti dimiliki oleh semua orang. Kemampuan memenej egoisme manusia yang berbeda-beda akan berpengaruh terhadap proses interaksi antar sesamanya. Ketidakmampuan seseorang dalam meminimalisir egoisme terkadang membuatnya terkucilkan dikarenakan masing-masing orang memiliki egoisme tersendiri yang ditonjolkan karena ingin diperhatikan.

Mengalah bukan berarti kalah, akan tetapi menempatkan diri sebagai orang yang salah sehingga memungkinkan kita memperbaiki diri dan mengalahkan egoisme diri. Egois memang dibutuhkan! Tapi hanya untuk diri kita sendiri, tanpa ruang untuk peduli pada orang lain.

Sekali-kali kalah adalah hal yang wajar, itu membuktikan kita telah berusaha mencapai kemenangan dengan susah payah. Trial and Error (Berusaha dan kalah) pun bukan hal yang aneh, karena kehidupan memang sudah ditentukan demikian.

Kekalahan pasti akan dialami semua orang, sekeras apapun ia berusaha untuk meraihnya. Tetapi bukankan tidak mungkin ada kemenangan tanpa usaha? Mungkin ada, tetapi kemenangan yang diperoleh tanpa usaha akan terasa hampa, tidak terasa sebagai sesuatu yang sebenarnya diharapkan.

Alamat Email Media Nasional, Internasional & Lokal

Media Nasional
liputan@republika.co.id, redaksi@pelita.or.id, redaksi@seputar-indonesia.com, Redaksi@okezone.com, kompas@kompas.com, redaksi@staff.detik.com, interaktif@tempo.co.id, redaksi@kbr68h.com, redaksi@bisnis.co.id, indopos@jawapos.co.id, redaksi@mediaindonesia.co.id, redaksi@rakyatmerdeka.co.id, redaksi@sinarharapan.co.id, redaksi@suarakarya-online.com, komentarsp@suarapembaruan.com, editorial@thejakartapost.com, redaksi@forum.co.id, redaksi@gatra.com, redaksi@majalahtrust.com, redaksi@wartaekonomi.com, redaksilampost@yahoo.com, humainia@yahoo.com, editor@jawapos.co.id, redaksi@pikiran-rakyat.com,

Media Internasional
afxasia@cbn.net.id, bestrade@cbn.net.id, britsins@cbn.net.id, gspencer@agp.org, aapkaren@cbn.net.id, alex@indosat.net.id, theohaer@indosat.net.id, kyodojkt@rad.net.id, nhkjkt@rad.net.id, Jakarta.newsroom@reuters.com, vnajak@indosat.net.id,

Media Lokal
redaksi@serambinews.com, redaksi@harian-aceh.com, redaksi@rakyataceh.com, metroaceh@yahoo.com, iwan_nad@yahoo.com, irwansyahputra@gmail.com

Bersimpuhku dihadap-Mu

Bantulah hamba-Mu dalam menempuh jalan-Mu, jalan yang telah kau tunjuki bagi orang-orang sebelumku. Rabbana, izinkan aku kembali, rengkuhlah daku dalam kehangatan kasih sayang-Mu dan biarkan daku rebah dalam ketundukan pada-Mu, berilah daku cinta yang dilandasi oleh Cinta dan Rindu kepada-Mu. Ridhailah langkah yang kupilih ya Rabbana. Bantulah daku dalam meniti hidup ini, ingatkan daku apabila daku lupa dan khilaf, jangan siksa daku ya Rahman.
Aku tidak punya apa- apa dan tidak akan pernah punya kalau tiada Kau beri. Aku selalu berusaha, jatuh bangun mengharap Kau menoleh padaku mencoba menggapai-Mu dengan tanganku yang tiada bersih dari dosa dan cela. Tolong Tuhan, aku selalu meyakinkan diriku sendiri bahwa jalan yang selama ini kutempuhi benar dan sangat berguna untuk penjelajahan masa, dunia yang tiada berujung ini. Aku tidak akan pernah merasa yakin kalau tiada kau tunjuki, aku tetap akan tersesat walau jalan dihadapanku tiada berkelok, dan aku tetap memilih jalan yang salah.
Tidak ada yang mampu membuatku menjadi manusia seutuhnya jika daku tiada kau tunjuki. Aku manusia lemah, lalai, malas dan tidak tahu diri. Begitu banyak karunia yang telah kau berikan untukku, tapi aku tetap tidak bersyukur, namun Kau tidak pernah berhenti memberiku nikmat. (Nty)

Rahasia Dibalik Perkawinan Nabi Muhammad SAW

Ketika orang-orang mendengar bawah Nabi Muhammad SAW mempunyai banyak istri semasa hidupnya, banyaklah timbul suara-suara yang sumbang kearah Nabi Muhammad SAW. Padahal, kalau mereka mau menelaah lebih dalam untuk mengetahui apa rahasia dibalik perkawinan Nabi Muhammad SAW, niscaya mereka akan mengerti dan memaklumi adanya bahkan akan memuji kepintaran strategi dari Nabi besar Muhammad SAW, yaitu : “political and social motives”.
Perkawinan pertamanya dengan Khadijah dilakukan ketika dia berumur 25 tahun dan Khadijah berumur 40 tahun. Selama hampir 25 tahuh, Nabi SAW hanya beristrikan Khadijah, sampai Khadijah meninggal dunia diumur 65 tahun (semoga Allah memberkahinya). Hanya setelah Nabi SAW berumur lebih dair 50 tahun, barulah nabi SAW mulai menikah lagi. Dengan demikian jelaslah bahwa jika memang Nabi SAW hanya mencari kesenangan semata, tentulah tidak perlu beliau menunggu sampai berusia lebih dari 50 tahun, baru menikah lagi. Tapi Nabi Muhammad SAW tetap mencintai Khadijah selamaa 25 tahun, sampai Khadijah meninggal dunia di usia 65 tahun. Perkawinannya selanjutnya mempunyai banyak motive. Beberapa perkawinan adalah dengan tujuan membantu wanita yang suaminya baru saja terbunuh didalam membela Islam. Yang lain adalah demi menambah dan mempererat hubungan dengan salah satu pendukung fanantik Islam, Abu Bakr (semoga Allah memberkahinya). Ada juga dalam upaya membangun hubungan yang baik dengan suku-suku lain yang semula berniat memerangi Islam.
Sehingga ketika Nabi SAW mengawininya, maka perang pun terhindarkan dan darah pun tak jadi tumpah. Setidaknya, ada Professor Non-Muslim yang berkesempatan mempelajari secara langsung mengenai sejarah dan kehidupan Nabi Muhammad SAW berkesimpulan yang berbeda dengan kesimpulan kaum non-muslim lainnya. John L. Esposito, Professor Religion and Director of Center for International Studies at the College of the holly cross, mengatakan bahwa hampir keseluruhan perkawinan Nabi Muhammad SAW adalah mempunyai misi sosial dan politik (political and social motives) (Islam The straight Path, Oxford University Press, 1988).
Salah seorang non-muslim lainnya, Caesar E. Farah menulis sebagai berikut: “In the prime of his youth and adult years Muhammad remained thoroughly devoted to Khadijah and would have none other for consort”. Caesar Farah pun berkesimpulan bahwa perkawinan Nabi Muhammad SAW lebih karena alasan politis dan alasan menyelamatkan para janda yang suaminya meninggal dalam perang membela Islam. Sehingga memang jika melihat lagi ke sejarah, maka dapatlah diketahui apa alasan sebenarnya perkawinan nabi Muhammad SAW. Berikut ini kita tampilkan nama-nama Istri Nabi Muhammad SAW beserta sekilas penjelasannya:
1. Khadijah: Nabi mengawini Khadijah ketika Nabi masih berumur 25 tahun, sedangkan Khadijah sudah berumur 40 tahun. Khadijah sebelumnya sudah menikah 2 kali sebelum menikah dengan Nabi SAW. Suami pertama Khadijah adalah Aby Haleh Al Tamimy dan suami keduanya adalah Oteaq Almakzomy, keduanya sudah meninggal sehingga menyebabkan Khadijah menjadi janda. Lima belas tahun setelah menikah dengan Khadijah, Nabi Muhammad SAW pun diangkat menjadi Nabi, yaitu pada umur 40 tahun. Khadijah meninggal pada tahun 621 A.D, dimana tahun itu bertepatan dengan Mi’raj nya Nabi Muhammad SAW ke Surga. Nabi SAW sangatlah mencintai Khadija. Sehingga hanya setelah sepeninggalnya Khadijah lah Nabi SAW baru mau menikahi wanita lain.
2. SAWDA BINT ZAM’A: Suami pertamanya adalah Al Sakran Ibn Omro Ibn Abed Shamz, yang meninggal beberapa hari setelah kembali dari Ethiophia. Umur Sawda Bint Zam’a sudah 65 tahun, tua, miskin dan tidak ada yang mengurusinya. Inilah sebabnya kenapa Nabi SAW menikahinya.
3. AISHA SIDDIQA: Seorang perempuan bernama Kholeah Bint Hakeem menyarankan agar Nabi SAW mengawini Aisha, putri dari Aby Bakrs, dengan tujuan agar mendekatkan hubungan dengan keluarga Aby Bakr. Waktu itu Aishah sudah bertunangan dengan Jober Ibn Al Moteam Ibn Oday, yang pada saat itu adalah seorang Non-Muslim. Orang-orang di Makkah tidaklah keberatan dengan perkawinan Aishah, karena walaupun masih muda, tapi sudah cukup dewasa untuk mengerti tentang tanggung jawab didalam sebuah perkawinan. Nabi Muhammad SAW bertunangan dulu selama 2 tahun dengan Aishah sebelum kemduian mengawininya. Dan bapaknya Aishah, Abu Bakr pun kemudian menjadi khalifah pertama setelah Nabi SAW meninggal.
4. HAFSAH BINT U’MAR: Hafsah adalah putri dari Umar, khalifah ke dua. Pada mulanya, Umar meminta Usman mengawini anaknya, Hafsah. Tapi Usman menolak karena istrinya baru saja meninggal dan dia belum mau kawin lagi. Umar pun pergi menemui Abu Bakar yang juga menolak untuk mengawini Hafsah. Akhirnya Umar pun mengadu kepada nabi bahwa Usman dan Abu Bakar tidak mau menikahi anaknya. Nabi SAW pun berkata pada Umar bahwa anaknya akan menikah demikian juga Usman akan kawin lagi. Akhirnya, Usman mengawini putri Nabi SAW yiatu Umi Kaltsum, dan Hafsah sendiri kawin dengan Nabi SAW. Hal ini membuat Usman dan Umar gembira.
5. ZAINAB BINT KHUZAYMA: Suaminya meninggal pada perang UHUD, meninggalkan dia yang miskin dengan beberapa orang anak. Dia sudah tua ketika nabi SAW mengawininya. Dia meninggal 3 bulan setelah perkawinan yaitu pada tahun 625 A.D.
6. SALAMA BINT UMAYYA: Suaminya, Abud Allah Abud Al Assad Ibn Al Mogherab, meninggal dunia, sehingga meninggalkan dia dan anak-anaknya dalam keadaan miskin. Dia saat itu berumur 65 tahun. Abu Bakar dan beberapa sahabat lainnya meminta dia mengawini nya, tapi karena sangat cintanya dia pada suaminya, dia menolak. Baru setelah Nabi Muhammad SAW mengawininya dan merawat anak-anaknya, dia bersedia.
7. ZAYNAB BINT JAHSH: Dia adalah putri Bibinya Nabi Muhammad SAW, Umamah binti Abdul Muthalib. Pada awalnya Nabi Muhammad SAW sudah mengatur agar Zaynab mengawini Zayed Ibn Hereathah Al Kalby. Tapi perkawinan ini kandas ndak lama, dan Nabi menerima wahyu bahwa jika mereka bercerai nabi mesti mengawini Zaynab (surat 33:37).
8. JUAYRIYA BINT AL-HARITH: Suami pertamanya adalah Masafeah Ibn Safuan. Nabi Muhammad SAW menghendaki agar kelompok dari Juayreah (Bani Al Mostalaq) masuk Islam. Juayreah menjadi tahanan ketika Islam menang pada perang Al-Mustalaq (Battle of Al-Mustalaq). Bapak Juayreyah datang pada Nabi SAW dan memberikan uang sebagai penebus anaknya, Juayreyah. Nabi SAW pun meminta sang Bapak agar membiarkan Juayreayah untuk memilih. Ketika diberi hak untuk memilih, Juayreyah menyatakan ingin masuk islam dan menyatakan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah utusan Allah yang terakhir. Akhirnya Nabi pun mengawininya, dan Bani Almustalaq pun masuk islam.
9. SAFIYYA BINT HUYAYY: Dia adalah dari kelompok Jahudi Bani Nadir. Dia sudah menikah dua kali sebelumnya, dan kemudian menikahi Nabi SAW. Cerita nya cukup menarik, mungkin Insha Allah disampaikan terpisah.
10. UMMU HABIBA BINT SUFYAN: Suami pertamanya adalah Aubed Allah Jahish. Dia adalah anak dari Bibi Rasulullah SAW. Aubed Allah meninggak di Ethiopia. Raja Ethiopia pun mengatur perkawinan dengan Nabi SAW. Dia sebenarnya menikah dengan nabi SAW pada 1 AH, tapi baru pada 7 A.H pindah dan tinggal bersama Nabi SAW di Madina, ketika nabi 60 tahun dan dia 35 tahun.
11. MAYMUNA BINT AL-HARITH: Dia masih berumur 36 tahun ketika menikah dengan Nabi Muhammad SAW yang sudah 60 tahun. Suami pertamanya adalah Abu Rahma Ibn Abed Alzey. Ketika Nabi SAW membuka Makkah di tahun 630 A.D, dia datang menemui Nabi SAW, masuk Islam dan meminta agar Rasullullah mengawininya. Akibatnya, banyaklah orang Makkah merasa terdorong untuk menerima Islam dan nabi SAW.
12. MARIA AL-QABTIYYA: Dia awalnya adalah orang yang membantu menangani permasalahan dirumah Rasullullah yang dikirim oleh Raja Mesir. Dia sempat melahirkan seorang anak yang diberi nama Ibrahim. Ibrahim akhirnya meninggal pada umur 18 bulan. Tiga tahun setelah menikah, Nabi SAW meninggal dunia, dan akhirnya meninggal 5 tahun kemudian, tahun 16 A.H. Waktu itu, Umar bin Khatab yang menjadi Iman sholat Jenazahnya, dan kemudian dimakamkan di Al-Baqi. Kalau sudah tahu begini dan kalau memang dikatakan mau mengikuti Sunnah Nabi Muhammad SAW, kira-kira masih minat dan berani nggak ya kaum Adam untuk ber-istri lebih dari 1?

(Dari berbagai sumber).

3 Fase Penting dalam Hubungan Cinta

Jangan ulur waktu untuk menentukan kelanjutan hubungan cinta. Ayo, amati fakta dan ikuti naluri agar Anda tidak terjerumus ke dalam hubungan tak 'bermasa depan'.
Di antara rangkaian kalimat cinta yang membuai, apa mau dikata, hubungan asmara adalah arena penilaian untuk menakar kualitas kebersamaan. Baik itu dalam hitungan hari, minggu, maupun tahun, ada, Iho, keputusan penting yang harus Anda buat di dalam hidup. Jika pandai-pandai melakukannya, Anda akan terbebas dari jalinan cinta yang sekadar menguras tenaga, emosi, dan waktu percuma.

3 Hari PertamaPada tahap ini, daya tarik sebatas 'skin deep' memegang peran utama. Tidak adanya ketertarikan fisik, body language yang bikin 'gerah' (misalnya, gaya tertawa yang berlebihan), atau percakapan yang enggak nyambung, bisa membuat Anda ilfil saat menghabiskan waktu dengannya. Jika selama kencan pertama Anda bolak-balik mengirim SMS atau berharap orang rumah menyuruh Anda pulang, berpikirlah dua kali untuk melakukan kencan kedua. Jangan lagi tempatkan diri pada situasi tidak nyaman.

Bila ternyata ada kecocokan, manfaatkanlah kesempatan kencan selanjutnya untuk menggali informasi sebanyak mungkin tentang dirinya. Tentu tanpa menimbulkan kesan bahwa Anda sedang menginterogasi. Kian banyak hal yang Anda ketahui tentang dia, maka akan semakin kaya pula bahan pertimbangan Anda untuk beranjak ke tahap selanjutnya. Variasikan acara kencan supaya tidak lekas bosan. Misalnya, alih-alih nonton film di bioskop, boleh juga bila Anda sesekali jalan-jalan ke Dunia Fantasi atau pergi olahraga bareng.

Kesalahan terbesar yang dilakukan perempuan selama fase ini, menurut John Gray, Ph.D. dalam buku Mars and Venus on a Date, adalah bersikap terlalu banyak memberi. Asal tahu saja Jeung, pada tahap pendekatan, pria jauh lebih senang diberi kesempatan untuk menyenangkan pasangannya ketimbang diladeni.

Jangan selalu menolak usahanya mengantar-jemput dengan dalih Anda biasa nyetir sendiri. Juga, jangan memperlakukan pria seolah-olah Anda ibunya. Boleh saja mengingatkan ia akan jadwal makan, namun tak perlu sampai meneleponnya berkali-kali kalau tak mau ia 'sesak napas' dan kehilangan minat untuk berkencan.

Do's & Don'ts• Pastikan ada physical attraction supaya Anda tidak ilfil bila berada dekat dengannya.• Gali fakta tentang dirinya dari berbagai sumber. Misalnya, cari tahu apakah wajah-wajah cantik dalam profil facebook-nya adalah 'korban cinta' dia atau bukan.• Tak perlu merasa bersalah jika menolak kencan kedua. Katakan saja Anda sedang sibuk atau baru mulai serius dengan pria lain.• Jangan bersikap terlalu needy. la akan 'gerah' bila Anda terus menelepon untuk menanyakan jadwal kencan selanjutnya.• Say no kepada pria bermasalah, sebelum Anda telanjur tergila-gila padanya. Mengencani suami orang, drug addict atau pria abusive sama saja dengan sukarela terjun ke jurang.

3 Minggu PertamaSetelah melewatkan waktu sekian lama bersama dirinya, Anda akan mulai menimbang-nimbang apakah dia orang yang tepat untuk dinobatkan menjadi kekasih. Bukan hanya terjadi pada Anda, namun begitu pula yang dialami oleh pria. Jadi, berikan pula waktu baginya untuk berpikir. Kesalahan terbesar yang banyak dilakukan perempuan dalam tahap ini, menurut Gray, adalah mengejar-ngejar pria untuk memperoleh kepastian.

Rileks saja, tak perlu tergesa-gesa! Gunakan waktu yang ada untuk memastikan perasaan. Jika Anda merasa nyaman berdekatan dengannya dan tertarik untuk mengetahui dirinya lebih jauh, maka boleh jadi ia cocok menjadi kandidat kekasih.Tak ada salahnya mengenalkan dia pada sahabat untuk mendapatkan second opinion. Meski keputusan tetap berada di tangan Anda, namun setidaknya Anda bisa melihat 'pemandangan' lain dari kacamata sahabat. Siapa tahu Anda terlena pada pesonanya sehingga kurang dapat berpikir obyektif.

Bagi yang berada dalam posisi menunggu, ketimbang uring-uringan, manfaatkan 'semangat jatuh cinta' yang melanda diri Anda untuk melakukan berbagai hal positif. Mulai dari mengoreksi penampilan, mempelajari hal baru, menyuntik semangat kerja, dan sebagainya. Dengan begitu, ke manapun nantinya arah hubungan ini, Anda tidak akan merugi. Tapi jangan lupa tetapkan deadline agar hubungan tidak berstatus 'digantung' terlalu Iama. Jika perlu, boleh juga kok bersikap lebih asertif. Nembak duluan, enggak tabu lagi, kan?

Do's & Don'ts• Meski Anda terdesak deadline usia dan sedang mengencani pria sekelas Orlando Bloom, jangan buru-buru berpikir soal pernikahan. It's still a long way to go, darling...• Jangan memacari pria karena kasihan atau khawatir kehilangan kesempatan berharga. Anda bisa rugi waktu dan tenaga karenanya.• Hindari memacari pria yang menyembunyikan info tentang tempat tinggalnya, teman-temannya, serta keluarganya. Hal ini menunjukkan gelagat kurang baik pada dirinya.• Meski sudah resmi berpacaran, tak perlu pasang 'kacamata kuda'. Terbukalah terhadap peluang bertemu pria yang lebih baik.

3 Tahun PertamaMeski sudah minim gelora perasaan dan lika-liku perjalanan emosi yang mengasyikkan, fase ini merupakan tahap paling nyaman dilakoni. Anda dan dia sudah cukup saling mengenal sehingga merasa aman dan nyaman. Sayangnya, menurut Gray, karena merasa hubungan sudah 'mapan', kedua belah pihak biasanya berhenti melakukan sesuatu untuk membuat pasangannya merasa istimewa, sehingga hubungan terancam jenuh.

Situasi stabil dalam fase ini bisa bergolak kembali bila salah satu pasangan melirik orang lain atau mulai menyinggung soal pernikahan. Bagi pria, pernikahan dan masa pacaran adalah dua hal amat kontras. Bersikap sebagai kekasih sempurna belum tentu menandakan pria mudah diajak menemui penghulu. Perubahan ini bisa membuatnya menarik diri. Namun, bila dia menjauh, tak perlu panik dan menyuruhnya segera keluar dari dalam 'gua'. ltu adalah cara pria berpikir dan menyiapkan diri sebelum melangkah ke tahap lebih serius.

Toh, ada kemungkinan kekasih Anda tak mau muncul lagi dari 'gua' atau malah tersesat dan menempuh jalan menuju pangkuan perempuan lain. Bila ini terjadi, Anda perlu introspeksi hubungan. Apakah selama ini Anda dan dia sudah saling terbuka terhadap perasaan masing-masing, apakah Anda tidak menyadari (atau pura-pura tidak tahu) bahwa Anda berdua sebenarnya memiliki harapan berbeda, atau memang situasi belum mengizinkan.

Do's & Don'ts• Lama pacaran tidak menjamin hubungan akan berlanjut ke pernikahan. Bicarakan ini dengannya jika Anda sudah tak sabar ingin memakai gaun pengantin.• Jangan pernah berpikir menjebak pria untuk menikah dengan kehamilan. ltu pikiran old-fashioned yang akan berbalik menjadi bumerang. • Umur bukan satu-satunya pertanda seseorang mesti menikah. Kematangan emosi dan menemukan pasangan hidup yang tepat adalah pertimbangan yang jauh lebih penting. (Kompas.com)

APA YANG KAMU LAKUKAN DENGAN PAKAIANMU?

Kamu akan tahu kamu dihargai atau tidak ketika kamu berjalan dan melihat dirimu di perhatikan. Ini bukan persoalan kamu menarik atau tidak, karena menarik atau tidak sangat tergantung pada objek dan subjek yang terkait dengan itu. Kata orang cantik, tampan dan kata sejenisnya bersifat subjektif. Jadi, walaupun kamu berusaha dengan susah payah menampilkan wujud “alien” mu yang cantik, molek dan indah kamu tetap akan dilihat sebagai dirimu sendiri, sebagai sosok yang dipancarkan oleh hati dan pikiranmu.

Kamu melihat dirimu sendiri hampir setiap hari di depan cermin, tapi kamu masih bertanya bagaimana dirimu dihadapan orang lain. Apakah orang lain begitu penting sehingga mempengaruhi caramu memilih pakaian? Aku berani berujar kamu masih belum tahu siapa dirimu jika kamu masih bertanya pada orang lain pantaskah kamu berpakaian seperti ini maupun seperti itu.

Tahukah kamu! Seseorang akan dinilai oleh orang lain dari apa yang dia kenakan. Kamu akan terlihat seperti anak sekolahan jika kamu berpakaian seperti ABG sedang usiamu sudah beranjak dewasa. Seharusnya saat itu kamu lebih paham dengan mode dan jenis pakaian yang kamu pilih untuk kamu kenakan.

Aku tidak sedang mengguruimu karena aku yakin kamu tidak begitu suka dengan kata itu. Kamu lebih memilih menjadi orang yang menggurui dari pada hanya sekedar mendengar nasehat dari orang lain. Tapi setidaknya kamu perlu sedikit cerdas untuk menanggapi apa yang sedang kucoba komunikasikan denganmu. Dan tentu saja kamu tahu, aku tidak begitu berkepentingan dengan apapun yang kamu pilih dalam hidup dan kehidupanmu, termasuk caramu memilih pakaian.

Perjuanganmu dalam melakukan dan menjatuhkan pilihan patut diangkat salut, Aku sudah mencoba meyakinkanmu bahwa dirimu pantas dilihat sebagai orang yang berbeda dari segi pandanganmu tentang hidup. Kamu telah berusaha melakukan revolusi terbaik dalam memilih pakaian yang kamu kenakan. Selamat! Aku turut berbahagia untukmu.(Nty)